Kanak di bawah umur yang diarahkan untuk bergoyang patola pada hari pertama pembukaan FDS di Khalkote, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Selasa (19/6). |
JAYAPURA, PACEKRIBO – Pembukaan event Festival Danau Sentani (FDS)
tahun 2018 di Khalkote Kampung Harapan Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura
ternoda. Pertunjukan “goyang patola” yang dimainkan oleh anak-anak di atas
panggung dianggap mencederai nilai seni dan budaya di Papua.
Berbagai sorotanpun dan
pertanyaannya bermunculan. Apakah di Papua ada budaya goyang patola? Seorang akademisi yang vokal
mengkritisi kebijakan pemerintah, Marinus Yaung juga menulis di berandanya dan
menandai ke Ketua DPR Kabupaten Jayapura untuk mensahkan goyang patola sebagai
budaya asal Sentani.
“Mari kita sama-sama
hancurkan saja budaya Papua ini, ini tujuan FDS 2018?” tulis Yaung. Tak hanya
itu sejumlah foto dan tulisan juga bermunculan di media sosial dengan hastag
#stopgoyangpatola. Salah satu dosen ISBI Papua, Iam Murda juga merasa miris.
“Tarian atau goyang itu
justru mengarah ke erotis. Kasihan sekali anak-anak SD diarahkan untuk berjoget
begitu, disaat orang luar sedang berusaha belajar budaya Papua kita malah
mengajarkan sesuatu yang salah, miris sekali, ” kata Iam.
Sememtara itu Victor Yeimo
mengatakan “Goyang Patola adalah pornoaksi, yakni sebuah gerakan erotis dan
sensual yang dilakukan secara tunggal atau bersama-sama, yang menimbulkan
fantasi seksual terhadap penonton. Dampak budaya liberalis ini mengikis budaya
bangsa Papua, dan dakendensi moral”.
Dirinya menjelaskan
“Kolonialisme Indonesia mengemas ini sebagai taktik kehancuran. Budaya kita
distrigma menganut sex bebas. Padahal, dengan mendukung goyang Patola mereka
sengaja mendukung dampak free sex”.
Menurut Victor “Papua tidak
memiliki budaya sex bebas. Budaya Free sex itu budaya liberalis barat yang
telah dicangkok dalam moral negara kolonial Indonesia, yang mengijinkan goyang
ngebor hingga patola, walau KUHP Pornoaksi tegas menolaknya. Dalam teori
post-kolonial, menghancurkan budaya dn moral bangsa terjajah adalah senjata
strategi penguasa penjajah”.
Goyang patola ini terjadi
ketika MC atau panitia mengadakan kuis berhadiah lalu mengajak anak-anak untuk
naik ke panggung dan bergoyang patola. (MW).
0 comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.