![]() |
Widji Thukul |
Dari segi nilai guna menulis merupkan salah satu senjata yang ditakuti dalam sejarah peradaban manusia. Dalam hal menulis, jika kita kaitkan dengan rata-rata kehidupan setiap suku di Papua, maka kita tahu bahwa orang Papua sejak dulu tidak mengenal budaya menulis. Selain bahasa tulis, berupa simbol. Pernyataan ini berpijak dari tidak pernah ditemukan catan-catan kuno berupa tulisan sebagaimana pada kebudayaan lainnya. Seperti peradaban China, Yunani, Arab dan lainya. Kita di Papua hanya mengenal tradisi lisan.
Salah satu konsekuensi dari kita tidak mengenal budaya menulis adalah kita mempelajari pengetahuan dan kebudayaan yang datang dari mereka. Selain itu, keotentikan dari pengetahuan itu dapat dipertangungjawabkan. Sehingga hari ini, kita dapat mempelajari pengetahuan yang dibangun atas pondasi pemikiran mereka.
Coba anda bayangkan seandainya, jika tulisan-tulisan Thales, Socrates, Ptato Aristoteles, atau Al-Kindi, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd, Al-Farabi, Lao Tzu dan lain-lain hanya disampaikan secara lisan. Buku-bukunya tidak di lestarikan. Atau ajaran-ajaran mereka tidak dibukukan oleh murid-muridnya. Seperti Plato membukukan ajaran Socrates. Perkatan Tuhan Yesus di tulis oleh, Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes yang saat ini kita kenal dengan Injil . Apa jadinya nasib peradaban kita saat ini?Kalau tidak di tuliskan dan di lestarikan. Saya yakin, saat ini tidak mungkin Anda dan saya duduk dibangku kuliah, hanya untuk mempelajari segala pengetahuan yang dibangun atas pemikiran mereka.
Berangkat dari pembahasan di atas ini. Saya akan berbagi 5 poin manfaat menulis di dunia maya untuk memperkenalkan tanah Papua dan mengekspos segala ketidak adilan yang dialami orang Papua melalui artikel.
Pertama- Perkembangan teknologi informasi membuat peradaban manusia dewasa ini hidup di erah digital alias serba instan. Penyebaran informasi di dunia maya lebih cepat di bandingkan informasi di dunia nyata.
Jika kita mengacu pada informasi-informasi trending saat ini, misalnya pemilihan presiden di Amerika yang berakhir dengan kemenangan Donald Trump tidak terlepas dari propaganda berita Hoax yang berujung pada penangkapan beberapa orang. Selain itu, pengusiran 35 diplomat Rusia dari Amerika atas dugaan mereka melakukan serangan Cyber untuk memenangkan Donald Trump.
Selain itu di Indonesia misalnya, kasus Ahok dan beberapa kasus lainya yang memicu memuncaknya berita-berita Hoax sehingga meracuni mindset masyarakat dan terjadi komplesitas dalam penyelesaiannya. Proses itu membuat pemerintah Indonesia berkukan UU IT, pengawasan, informasi serta memblokir belasan situs di internet.
Semua itu merupakan dampak dari propagada tulisan-tulisan dan aktivitas di dunia Maya yang ditakuti penguasa dalam menjaga stabilitas keamanan di dunia nyata. Informasi di dunia maya sangat cepat berdampak di dunia nyata.
Poin ini menjadi modal bagi generasi muda Papua untuk menulis dan mengekspos segala ketidak adilan di papua secara faktual, objektif, dan independen melalui tulisan di dunia maya. Apapun resikonya, karena resiko merupakan bagian dari perjuangan itu sendiri.
Percaya atau tidak, dengan adanya koneksi yang bernama internet membuat keterbukaan informasi yang sulit di bendung. Setengah dari penduduk dunia telah menggunakan internet, begitu pun di Indonesia. Pada tahun 2014 lalu, Indonesia menempati nomor keenam terbesar pengguna internet dunia. Poin ini jika kita memanfaatkan dengan baik untuk mengekspos segala ketidak adian di Papua maka akan menjadi jendela terbaik dan tercepat untuk masalah-masalah tersebut diketahui dunia luar.
Bayangkan, satu artikel yang anda tulis atau anda bagikan dapat tersampai kepada jutaan orang hanya dalam durasi sejam atau dua jam dan bahkan artikel itu dapat di baca sampai kapanpun selama anda tidak menghapus atau tidak dihapus oleh para pemangku kepentingang. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi dunia nyata yang membutuhkan proses.
![]() |
Ilustrasi foto |
Menulis merupkan proses dimana kita meninggalkan jejak dalam kehidupan. Tulisan sebagai simbol bahwa setidaknya kita penah hidup dan menulis untuk tanah Papua yang terus menangis. Para orang-orang hebat di dunia dan karya-karyanya dapat di kenang karena mereka menulis. Atau ada yang menuliskan kisah mereka. Ya, Ananta Toer perna berkata, orang yang pandai sekakalipun jika ia tidak menulis ia akan hilang dalam masyarakat dan sejarah.
Keempat- Selama kita menulis demi kebaikan, kebenaran, dan demi kepentingan orang banyak yang tertindas. Kita adalah penyambung lidah dari Sang Khalik itu sendiri. Bob Marley pernah berkata jika engkau hidup untuk orang banyak. Engkau akan hidup, meskipun sudah meninggal.
Dari sudut pandang teman-teman agama Nasrani. Jika kita kaitkan pentingnya menulis dengan pesan dalam Injil maka rasul Yohanes menulis pembuka kitabnya dengan kalimat "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah" . Secara esensensial kutipan di atas mengacu pada Tuhan Yesus. Sedangkan secara literal kutipan di atas menujukan betapa kata-kata (firman) itu merupakan Tuhan itu sendiri. Itulah sebabnya ada ungkapan seperti "kata-kata anda menjukan siapa anda sebenarnya..
Secara literal dapat kita simpulkan bahwa, kata-kata merupakan Allah itu sendiri. Jika anda menulis atas kebenaran maka anda sedang menulis kata-kata Allah itu sendiri. Jadi tidak salah jika orang tua kita di Papua sering berkata, kami merupakan penyambung suara Alllah. Selama kata-kata itu didasarkan atas kebenaran, kebaikan, dan keselamatan umat Tuhan di Papua.
Kelima- Secara formal dari segi keawetan dan ketahanannya menulis buku merupakan jalan terbaik. Sedangkan dari segi kecepatan, ketepatan, dan nilai pratis propagandanya menulis di dunia maya merupakan jalan terbainya.
Ketika kita menengok kembali keperadaban manusia.Tidak sedikit buku yang dilarang beredar oleh penguasa. Ketika kita berkaca pada situasi kekinian, maka tidak sedikit artikel dan situs yang di blokir. Mengapa begitu? Hal ini mengacu pada poin-poin di atas.Tulisan anda bukan hanya merupakan senjata yang mampu menumbangkan lawan, tetapi lebih dari itu. Tulisan anda mampu menyadarkan lawan menjadi teman.
Saat ini Papua yang membutuhkan propaganda yang cepat dan akurat dalam penyadaran masyarakat non Papua. Kita sangat membutuhkan anak mudah Papua yang menulis di dunia maya, terlebih di Web, Blog, atau Woldpress. Secara sederhana, propaganda yang dimaksud harus menyediakan informsi secara objektif, faktual, dan informatif dengan tujuan pembaca dapat menyadari konteks Papua yang sebenarnya.
Kita dapat menyadarkan pembaca tentang apa yang sebenarnya orang Papua alami dan rasakan selama berintegrasi dengan Indonesia. Artinya, propaganda itu harus mampu membuat orang non Papua melihat realitas dari sudut pandang kepapuaan. Bukan dari sudut pandang mereka atau penguasa yang berpengaru besar dalam pengendalian informasi.
Lebih jauh lagi, dengan artikel yang kita tulis. Mereka bukan hanya bertanya, tetapi mampu membedah informasi itu dari dua sudut pandanng. Dari sudut pandang penguasa juga dari sudut pandang orang Papua. Hanya dengan begitu, mereka dapat menarik pokok masalahnya. Dan hanya dengan artikel seperti itupulah, orang non Papua yang kritis dan objektif dalam melihat persolan Papua akan terbangun. Dari proses ini misalnya, belum lama ini Front Rakyat Indonesia untuk West Papua mendeklarasikan dukungan meraka terhadap Papua. Meraka ini merupakan orang-orang yang benar-benar paham inti persolannya di Papua. Artinya, tulisan yang mereka baca tentang tanah Papua dan semua persolan yang mereka lihat dalam realitas mampu menyadarkan mereka untuk membuka topeng penguasa.