Berita Kini

Viralkan. Pdt. Alhm. Andreas Yanengga VS Pdt. Alhm. Nick Yigibalom dalam Pertarungan Ketua Umum pada Kongres Tahun 1989 di Wamena

Para hamba Tuhan belum memahami

Prinsip baptis yang tepat dan benar membuat keputusan kongres yang sering mereka salahkan menjadi akar masalah dalam tubuh pgbp adalah bukan karena mereka mengerti prinsip2 baptis yang sesungguhnya melainkan karena mereka tidak mengerti.



Oleh : Dr. Been Kogoya

Prinsip baptis sesungguhnya pdt. Alm. J. K. Karetji hampir dihilangkan, namun kita bersyukur kepada Tuhan kita memiliki pdt. Alm. Charolus Huway yang bisa dapat mengajarkan kepada Abang-abang kita Alumni STTB papua tentang prinsip2 baptis yang tepat dan benar, tetapi Abang2 kita masih hidup dalam budaya orang lani yang kuat tentang saling dukung mendukung, sehinhga mereka tahu itu hal yang salah tetapi mereka diam saja ini menjadi akar masalah. Apa lagi Abang-abang kita dari sekuler tambah membuat masalah di dalam pgbp tambah tidak jelas.

Orang-orang tua kita pada generasi pertama kuliah di institut theologi baptis (ITB) Irian Jaya, jamannya pak Karetji tidak diajarkan prinsip2 baptis yang tepat dan benar. Karena beliau ada tujuan tertentu pengajaran prinsip baptis hampir dihilangkan, jadi orang2 tua kita Alumni ITB Irian Jaya memang kurang pengajaran prinsip baptis jadi meninggalkan pesan akar2 masalah dualisme dari.mereka dan ketika mereka serahkan kepada generasi berikut dengan kondisi jemaat yang utuh justru membuat pecah belah hanya kepentingan.

Kita kembali pada pokok masalah kongres tahun 1998, dimana dalam perhitungan suara antara calon Andreas Yanengga versus Nick Yigibalom bersaing ketat sampai perbedaan 4 suara pak Andreas menang dan pimpinan sidang telah ditetapkan, tetapi temannya pak Nick tidak mau mengakui kemenangan pak Adreas, suara terbanyak sesuai dengan demokrasi baptis telah selesai dengan baik dikala itu di gereja baptis kodim Wamena.

Tetapi pak Nick Yigibalom tidak terima hasil keputusan kongres justru duduk diam kepala tunduk maksudnya Yanengga cukup sudah pimpin dua periode dan sekarang serahkan kepada saya dalam pikiran Yigibalom. Maka dibaca oleh pdt. Alm. Habel Yigibalom dan Letren Yigibalom ambil tindakan langsung berdiri dalam sidang keluar mengajak orang tua Nick jangan duduk keluar menuju ke gereja baptis walani berkumpul di sana, dan sebagian besar hamba Tuhan ikut mendukung tindakan pak Nick untuk membatalkan pemilihan secara demokrasi itu, tetapi pimpinan sidang sesuai mekanisme organisasi berjalan lancar sampai pak Yoman terpilih menjadi sekretaris umum.

Hampir sebagian besar para hamba Tuhan bergabung dan berkumpul di walani itu, lalu rapat untuk mengadakan sidang istimewa tanpa dasar pelanggar yang tidak jelas bahwa keputusan kongres samakan seperti keputusan partai politik dalam gereja ini tidak pernah dibedakan dalam gereja. 

Yang menjadi dasar mereka adalah ketua umum harus bergantian tanpa ada dasar hukum dalam AD/ART PGBP dikala itu tidak pernah atur masa layang ketua umum tetapi mereka paksa berdasarkan konsep ini murni pak Karetji yang mengajarkan bahwa jika gereja ini di pusatkan di jakarta kamu akan jadi ketua bergantian ini salah konsep dari gurunya kepada anak kesayangannya salah satunya menjadi akar masalah dualisme pgbp yang harus kita memahami bersama.

Sebelum sidang istimewa di walani mulai, pada esokan harinya pagi2 diutus Pdt. Alm. Ruben Wakerkwa datang tanya kepada Pdt. Andreas Yanengga di kediaman Alm. Eteme Kogoya. Pak Wakerkwa bertanya "Wulaga nogoba wae gereja olo aret gaguk yurak ageme, yongondak suara kore wogonok nduk wagi o noboga" artinya bapak jabatan ketua umum bapa harus rela serahkan kepada Teman, jika tidak gereja akan menjadi pecah dua ini nubuatan pdt. Alm. Ruben Wakerkwa tergenapi tahun 2007 setelah 9 tahun kemudian.

Lalu jawab Yanengga kepada pak Wakerkwa dengan tegas hei... engkau diam .... dan pulang sampaikan kepada mereka belajarlah prinsip baptis yang tepat dan benar. Sampaikan kepada pdt. Ruben Wakerlwa saya siapkan kamu jadi ketua STTB, tetapi kamu juga belum mengerti prinsip baptis yang tepat dan benar hanya ikut-ikutan jadi tidak cocok jadi ketua STTB terpaksa Pak Charolus Huway akan dilantik kembali, dan saya sangat menyesal kaderkan kamu.

Yanengga setela dengar berita adanya pertemuan di walani untuk sidang istimewa, pendukung beberapa intelektual tambah gereja2 anggota membubarkan secara paksa yang berkumpul di walani. Kelompok oposisi jumlah anggota bertabah banyak dan melahirkan konsep mereka gereja hancur dan kacau muncul pada waktu itu, dan kelompok bertahan jumlah hamba Tuhan sedikit bisa dihitung dengan jari kebanyakan orang awam mendukung pelayanan kepemimpinan Yanengga.

Kemudian pak Charolus Huwae dilantik menjadi ketua STTB, dampaknya pak pdt. Hans Imbiri, pdt. Fhilip gorap, pdt. Ruben Wakerkwa, pdt. Meson Yigibalom semua mundur mogok mengajar, pdt. Newton Mokay dan Isteri lari ke manado selama 6 bulan tinggal di sana demikian juga ketua terpilih pak Charolus ikut kapal hana ke haway dengan alasan penginjilan selama 6 bulan disana dan tinggal pdt. Stevanus Wenda sendiri mengajar semester II sampai VIII penulis sebagai saksi hidup dikala itu, yang menjadi korban adalah mahasiswa sebagai penerus gereja.

Waktu Itu Alm. Mori Kogoya, masih kuliah di STTI Semarang, Pdt. Dr. Umas Tabuni dan Pdt. Madin Weya masih kuliah di manado, jadi waktu itu pdt. Alm. Ruben Wakerkwa dan Pdt. Meson Yigibalom tetap tinggal di STTB kotaraja, tetapi sikap mereka mogok mengajar bahwa malas tahu dengan kondisi mahasiswa STTB sebagai penerus gereja mereka tidak peduli dikala itu penulis lihat mereka heran juga, bahkan penulis pernah tanya salah seorang mengapa bapak tidak mengajar ? pikiran penulis waktu itu polos dan dia jawab Yanengga maunya dia pimpin terus gereja ini jadi anak gereja ini akan hancur dan kacau akibatnya sekolah ini juga tidak akan berubah nanti. Waktu itu yang dimaksud perubahan apa penulis memang belum mengerti hanya ikut dengar duduk di para-para bagian asrama keluar di kampus hijau telah tercopy ingatan ada sampai hari ini.

Berdasar peristiwa di atas mengambarkan bahwa yang membuat masalah dualisme pgbp aktor2nya adalah hamba Tuhan dan kualitas iman para hamba Tuhan kami jemaat sangat ragukan bahwa kami akan dibawah kemana kami tidak tahu ke sorga atau neraka. Kami jemaat punya hak akan memilih gereja mana kedepan bila ada tawaran gereja yang melayani dengan damai dan sukacita orang baptis kebanyakan akan pindah gereja sekarang sudah mulai lalu pgbp dan pgbwp akan mulai kosong


Kesimpulan :

1. Semua hambaTuhan orang baptis papua banyak belajar dan kuasai prinsip2 baptis yang tepat dan benar tidak asal ngomong pake aturan organisasi, jika tidak gunakan aturan organisasi diberikan disiplin kepada siapa pun yang melanggar keputusan kongres.

2. Pengajaran pak Karetji yang salah kepada orang2 tua kita membawa dampak yang salah dalam organisasi tentang kepemimpinan bergantian, melahirkan kelompok oposisi.

3. Sebagian besar para hamba Tuhan orang baptis papua tidak mampu belajar ketendanan dan pengajaran Yesus dan pengajar prinsip baptis di STTB diperkuat.


Saran 

Mau jadi hamba Tuhan perlu sadar diri kepada Tuhan, jangan sadar pada manusia pasti akan jatuh ditangan iblis.

Perlu kita perhatikan bersama dalam artikel penulis topik ini dicek ternyata hampir semua subyek menjadi Alm. Artinya dengan adanya dualisme angka kematian hamba Tuhan lebih tinggi perlu dievalusi jangan dibiarkan terus..

  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.

Item Reviewed: Viralkan. Pdt. Alhm. Andreas Yanengga VS Pdt. Alhm. Nick Yigibalom dalam Pertarungan Ketua Umum pada Kongres Tahun 1989 di Wamena Rating: 5 Reviewed By: Pace Kribo