Natalis pigai |
“Terkait peristiwa penembakan yang
menewaskan satu orang oleh kesatuan anggota Brmob di Intan Jaya, kami telah
menyampaikan secara langsung kepada Kapolri dan Kapolda Papua supaya turunkan
tim untuk proses penegakan hukum, baik displin, pidana, maupun kode etik,”
tegas Natalius dalam keterangannya kepada Media Indonesia, Senin (29/8/2016)
seperti dikutip suarapapua.com dari mediaindonesia.com.
Selain itu, ia juga meminta pihak
keamanan agar mampu memberikan jaminan kedamaian pascaperistiwa tersebut.
“Demikian pula pemerintah daerah
agar dapat menyelesaikan persoalan ini bersama keluarga korban,” sambung
Natalius.
Hal lain yang tidak kalah penting,
kata dia, adalah penertiban ojek-ojek dan peredaran minuman keras yang
seringkali memicu konflik.
“Kejadian yang melibatkan tukang
ojek atau akibat miras memang banyak di Papua sehingga kami minta agar ini
betul-betul ditertibkan,” tegasnya.
Sementara itu, Natalis
Tabuni, bupati kabupaten Intan Jaya Papua mengatakan dirinya akan tiba di
Sugapa pada hari ini, Senin 29 Agustus 2016.
Tabuni
mengatakan, penembakan terjadi saat dirinya sedang berada di luar Papua, sedang
mengurus partai untuk pencalonana kembali dirinya pada periode mendatang di
kabupaten Intan Jaya.
“Benar.
Saya dengar masalah penembakan yang terjadi di Sugapa saat saya ada di Jakarta.
Sekarang saya ada di Nabire. Saya bersama rombongan akan naik ke Sugapa hari
ini,” ungkap Tabuni kepada suarapapua.com dari Nabire, Senin (29/8/2016).
Sebelumnya,
Anggota DPR Papua, LAurenzus kadepa kepada media ini mengatakan, Kapolda
Papua harus dengan berani dan tegas mengungkap oknum anggota Brimob yang telah
menembak mati satu pemuda di Intan Jaya. Selain itu, kata Kadepa, Polda Papua
juga harus memberikan sangsi yang berat sesuai dengan perbuatannya.
“Penembakan
yang dilakukan brimob terhadap warga di Intan Jaya adalah perlakuan biadab dan
tidak manusiawi. Polda harus harus Bertanggungjawab. Kapolda Papua harus tegas
siapapun oknum Brimob sebagai pelaku dan harus memberikan sangsi sesuai
perbuatannya,” tegasnya.
Kadepa
juga empertanyakan, kenapa aparat selalu hadapi orang Papua dengan senjata di
tiap saat, saat bertemu dan berhadapan lansung dengan masyarakat.
“Apakah
masyarakat ini musuh negara? Kepolisian harus intropeksi diri. Kini citra
kepolisian di mata rakyat tak ada artinya. Sudah tidak lagi dipercaya sebagai
pelindung dan pengayom masyarakat,” katanya.
Maka,
dirinya sebagai wakil rakyat di DPR Papua meminta agar para bupati di daerah
harus sadar akan tugas sebagai amanah. Karena selama ini para bupati senangnya
berada di Jayapura dan Jakarta. Jarang berada di daerah. Sehingga, kata dia,
banyak kasus penembakan yang menewaskan orang Papua terjadi saat mereka (bupati
) tak berada di daerah.
“Saya minta para Bupati harus sadar akan tugas sebagai
amanah. Kini masyarakat ibarat anak ayam kehilangan induknya. Kebiasaan para
bupati di Papua lebih jarang sekali berada dgn masyarakat di kabupatennya
sebagai seorang bupati, sebagai kepala daerah. Menjaga wibawa di masyarakat
amat penting, kenapa tahu jaga wibawa dikalangan elit saja, pada sesama pejabat
atau di jakarta saja,” ujar Kadepa. (SUARAPAPUA.com)
0 comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.