Dari kanan, Menkopolhukam, Luhut B. Pandjaitan, Lord
Harries of Pentregarth, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon dan Kepala BNPT, Tito
Karnavian, berfoto seusai pertemuan dengan Lord Harries (Foto: Fadli Zon)
|
LONDON, PACEKRIBO - Menkopolhukam, Luhut Pandjaitan, bertemu dengan tokoh gereja
Inggris, Richard Douglas Harries, atau yang lebih dikenal sebagai Lord Harries
of Pentregarth, yang selama ini gencar mendukung penentuan nasib sendiri bagi
Papua.
Luhut Pandjaitan menemui Lord Harries, didampingi oleh Wakil
Ketua DPR, Fadli Zon dan Kepala BNPT Tito Karnavian, di Gedung Parlemen
Inggris, di London, pada 11 Mei lalu. Ketiganya berada di London dalam rangka
menghadiri Global Anticorruption Summit dan tampaknya pergi menemui Lord
Harries di sela-sela acara utama itu.
Hal ini terungkap dari posting yang dilansir oleh Fadli Zon
melalui akun Twitternya pada hari yang sama.
Menurut Fadli Zon, Menkopolhukam
Luhut Pandjaitan dalam pertemuan itu memberikan penjelasan pemerintah dengan
sangat komprehensif kepada Lord Harries.
"Saya serahkan surat menjelaskan kondisi Papua dan
menyanggah pernyataan Lord Harries," tulis Fadli Zon lewat akun @fadlizon.
Fadli Zon juga mengunggah sejumlah foto-foto pada saat dan
sesudah pertemuan. Tampak bahwa Fadli Zon, yang merupakan alumni sebuah
perguruan tinggi di Inggris, kompak dengan Menkopolhukam.
Isu Papua belakangan ini menghangat, menyusul pertemuan yang
diselenggarakan oleh International Parliamentarians for West Papua (IPWP) di
London pada 3 Mei lalu. Pada pertemuan yang juga dihadiri oleh Ketua
Partai Buruh Inggris, Jeremy Corbyn itu, muncul seruan agar rakyat Papua diberi
kesempatan menentukan nasib sendiri.
Lord Harries sejak awal adalah pendukung penentuan nasib
sendiri bagi Papua. Ia dikenal sangat dekat dengan Benny Wenda, juru bicara
United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), organisasi yang selama ini
menjadi wadah pemersatu gerakan-gerakan pro-penentuan nasib sendiri di kalangan
rakyat Papua.
Lord Harries saat ini menjadi anggota parlemen Inggris. Ia
merupakan tokoh gereja Inggris, antara lain pernah menjadi Uskup Oxford dan
juga Uskup Church of England.
Bagaimana dekat dan kuatnya dukungan Lord Harries bagi
penentuan nasib sendiri bagi rakyat Papua, tercermin dari kehadirannya
pada pertemuan IPWP 3 Mei lalu. Pada kesempatan itu, ia menceritakan
bagaimana ia pertama kali bertemu dengan Benny Wenda pada 2003. Menurut dia,
ketika itu isu pelanggaran HAM di Papua sama sekali belum didengar oleh dunia.
Kini, menurut dia, isu Papua telah menjadi pembicaraan di
antara bangsa-bangsa, khususnya negara-negara di Pasifik Selatan.
Dalam pertemuan IPWP tersebut, ia juga membacakan surat dan
pernyataan dukungan dari Uskup Agung Emeritus Afrika Selatan, Desmond Tutu,
yang berbunyi, "Yang terkasih dan sahabat rakyat Papua. Terimalah kasih
dan berkat dari Afrika Selatan, dari seorang sahabatmu pencari keadilan. HAM
dan keadilan adalah nilai-nilai universal. Sangat menggembirakan
menyaksikan bertumbuhnya pergerakan untuk mendapatkan keadilan bagi rakyat
Papua. Seruan Anda untuk dilaksanakannya penentuan nasib sendiri di bawah
pengawasan internasional bagi rakyat Papua saya dukung."
Belum
diketahui bagaimana reaksi Lord Harries setelah mendengar penjelasan dari Luhut
dan Fadli Zon. Satuharapan.com mencoba
mengubungi Fadli Zon untuk mendapatkan keterangan atas hasil pertemuan
ini. Namun belum mendapatkan respons.
Luhut kini tengah gencar menangkis berbagai kampanye yang
dilancarkan ULMWP di panggung internasional. Baru-baru ini Luhut mengundang
mantan presiden Timor Leste, Ramos Horta ke Papua untuk meyakinkan dunia
internasional tentang upaya pembangunan di Papua.
Sumber: satuharapan.com
0 comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.