Massa aksi dibawa ke polres jayapura dari post 7, 15/06/2016 |
JAYAPURA, PACEKRIBO – Seorang
anggota KNPB wilayah Sentani, Anton Hubusa (23th) mengaku diculik dan diikat
oleh lima lelaki berpakaian preman dan dibawa dengan Estrada, Rabu (15/6/2016),
dari titik aksi Hawai, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Lima laki-laki berpakaian preman
yang menggunakan mobil Estrada hitam tersebut menghampiri Anton yang sedang
mengambil foto untuk dokumentasi aksi.
Menurut Anton kepada Jubi, salah seorang dari
mereka menghadangnya sambil mengatakan: “kau bikin apa? Perintah Kapolda itu
KNPB tidak boleh demo.” Lalu Anton menjelaskan bahwa demo
damai yang dilakukannya adalah hak azasi untuk perjuangan bangsa Papua.
Tanpa mengindahkan pernyataan
Anton, lima orang tersebut langsung memborgol dan memasukkannya ke dalam
Estrada. Anton protes dan meronta di dalam Estrada yang tertutup rapat. Ketika
itu mobil masih diparkir dalam keadaan gelap karena tertutup kaca.
Anton mengatakan, dirinya terus
meronta dan melawan sekitar 30 menit sambil berteriak agar dibiarkan bergabung
dengan kawan-kawannya. Karena terus meronta, dia lalu dilempar ke bak belakang
mobil, sambil mobil bergerak.
Di bak belakang mobil, kakinya
diikat keatas dalam keadaan tangan masih diborgol. Mereka mengatakan akan
membawanya ke Polsek Doyo. Namun mobil yang berjalan berputar-putar membuat
Anton panik dan terus berteriak karena tidak tahu dia akan dibawa kemana. Karena terus berteriak, mulut
Anton lalu dilakban dan kepalanya sempat dipukul.
Anton mengetahui bahwa dirinya
dibawa ke arah Genyem, dan seseorang dengan motor Supra x mengikuti dari
belakang. Sambil meronta terus menerus, Anton berhasil melompat dari mobil yang
melambat, dan jatuh ke tengah jalan.
Dia masih terus berteriak minta
tolong untuk diserahkan pada polisi, “saya bukan binatang, saya berjuang untuk
Papua,” ujarnya. Keenam orang tersebut mengelilinginya ditengah jalan dan terus
mengancam keras.
“Untung ada seorang mahasiswa
asal Wamena dia lewat di jalan itu, dia datangi kami dan bilang pada mereka
untuk berhenti, dan tidak boleh lakukan itu, karena melanggar hukum”, Anton
menjelaskan.
Baru setelah mahasiswa itu pergi
untuk melaporkan kejadian, kelima orang tersebut membawa Anton ke Polres Doyo.
Itupun setelah dibawa berputar lagi beberapa kali.
Saat ini Anton menderita
luka-luka lecet di tangan, kaki dan kepala, serta kepala pusing. Dia dan
teman-temannya di KNPB menolak dirujuk ke RS Youwari oleh Polisi, dan memilih
ditangani secara mandiri oleh organisasi.(tabloidjubi.com)
0 comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.