Presiden AS Obama Vs Presiden Indonesia Jokowi-Jk |
Oleh: Nomenson Douw
PACEKRIBO - Pidato
terakhir Obama sebagai Presiden Amerika Serikat dalam Sidang Umum PBB
di Markas PBB,New York, Amerika Serikat pada Selasa, 20 September 2016.
Di
sidang PBB itu,Obama akui jalanya demokrasi di Indonesia sudah
sukses,padahal masih banyak yang bernilai demokrasi sekarang dibatasi
oleh rezim Jokowi-JK melalui kekuatan militer. Seperti di
Papua,pelanggaran Ham terus terjadi dan semakin meluas. Ruang demokrasi
dibumkam habis-habisan.
Kalau
dilihat ucapan Obama di sidan PBB ini melahirkan sifat yang kontra atas
masalah Papua yang semakin naik level Internasional yang dibawah oleh
Negara-negara pasific dan ,saat ini sudah dengan prihatin di bicaran di
sidang PBB.
Pidato
Obama yang mengapresiasikan implementasi atas demokrasi di Indonesia
ini adalah salah satu dukungan yang datang secara tidak langsung atas
Indonesia terhadap masalah Papua yang kian dibangkitkan oleh
Negara-Negara Pasific di sidang PBB. Obama seakan menutup dengan dalih
demokrasih atas segala pelanggaran Ham di tanah Papua demi kepentingan
kedua belak pihak anatara As dengan Indonesia.
Terlihat
bahwa Indonesia mencari jalan sebelum sebulan sidang PBB dilaksanakan
di New York dengan adanya kesepakatan di KTT-PIF kalau masalah Papua ini
sangat vital dan perlu dibawah ke meja PBB,setelah legegasi Indonesia
gagal menemukan jalan diplomasi di wilayah Negara-Negara pasifik.
Mendekati
AS adalah jalan paling terbaik untuk menahan Papua tetap dalam pelukan
keras Indonesia. Hal ini akan berjalan secara intens atas adanya alat
vital bagi kaum kapitalis amerika Serikat di Papua
yakni PT.Freeport Indonesia.
Tentunya
dengan lepasnya Papua AS tidak ingin perusahan kelas dunia itu berhenti
seketika apalagi bangkrut,makanya AS akan gotot untuk menolak perhatian
dari pada delegasi pro Merdeka melalui Negara-Negara Pasific,walaupun
pelanggaran Ham adalah perhatian Internasional yang perlu diperhatikan
secara dunia.
Pelanggaran
Ham bukan apapanya lagi seketika kepentingan Negara masih ada daerah
terpencil di sebuah Negara,seperti di Suriah saat ini sedang dikacaukan
oleh teroris yang sengaja dibuat oleh As demi mencengkram minyak bumi
disana. Begitupun di Papua akan sama seketika kepentingan As masih ada
di wilayah Papua,mereka akan terus mempersulit masalah Papua di meja
PBB, ini prinsip As.
Ada
lima Negara punya hak veto di forum PBB yakni ; Britania Raya,
Tiongkok, Perancis dan Rusia termasuk AS,lima negara itu punya hak
mutlak untuk menolak resolusi PBB,lebih-lebih punya hak yang paling
mendasar adalah AS,karena Negara penanam saham itu termasuk pencetus PBB
setelah Peran dunia kedua berakhir. AS lebih memiliki hak veto, yaitu
hak untuk membatalkan keputusan di Dewan Keamanan, sekalipun disetujui
oleh semua anggota lainnya.
As
akan tegas menghalau lajurnya masalah Papua demi emas Papua yang saat
ini sedang mereka makan secara membabi buta. Pemerintahan Amerika
Serikat adalah Negerinya para pakar setan,mereka tidak punya hati untuk
rakyat kecil. Apapun mereka akan lakukan dibalik tujuan mereka di Papua.
“Semoga
diplomasI yang dipimpin dibawah tanggan Allah menembus gerumulnya
dajal(setan),demi menyatakan kebenaran diatas bumi kecil yang kerap
dunia memanggil surganya bumi(Papua). As dan Indonesia bukan apapanya
seketika hari Tuhan datang untuk membebaskan bangsa Papua.
Bangsa
Papua murni menggikuti jalan kebenaran Allah,lain dengan zaman nabi
Musa saat Musa membawah bangsanya keluar dari tanah mesir banyak
penggikut yang tidak percaya pada Tuhan. Tapi, Allah tetap berfirman
membawah Bangsa yang ditindas itu,keluar dari tanah Mesir.Orang Papua
murni menggikuti jalan Allah,pasti disuatu saat tanggisan derita akan
digantikan oleh Allah dengan tanggisan terharu melihat kebebasan itu
telah kita menangkan". (Sumber: kabarmapegaa.com)
0 comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.