Berita Kini

5 Hal ini yang Membuat Anak Mudah Papua Sulit Bersaing di Indonesia

Kami percaya tidak ada manusia yang bodok, yang ada hanya manusia malas. Dan tidak ada pernah mendapat kesempatan. Disinilah meja politik 
PACEKRIBO - Percaya atau tidak generasi Papua saat ini hidup dalam situasi yang terobang-abing oleh badai politik yang menyerang Papua dari segala sisi. Situasi itu membuat mereka terus terpuruk dalam tekanan yang selanjutnya turut membunuh mental dan jiwa bersaingnya untuk maju dan menentukan masa depan yang layak.


Mereka bukan hanya di hadapkan pada pilihan untuk memperjuangkan hak-hak bangsa Papua ataukah bersaing dengan anak-anak mudah lain di Indonesia untuk mencapai prestasi yang setingi-tingginya tetapi juga terhadap pilihan apakah mereka harus menjaga tanah nenek moyangnya yang terus dirampas pendatang.

Sementara itu, kenakalan remaja terus menyapu generasi emas di negeri emas yang pada ujungnya berakhir pada pilihan ikut terjerumus ataukah tetap pada pendiriannya sebagai seorang anak mudah yang taat pada ketiga norma. Adat, agama dan pemerintah yang tidak memihak. Bukan hanya itu, tetapi banyak pilihan yang datang silih bergati mengikuti arus politik yang terus berubah.

Arus itu bukan hanya membuat anak muda Papua terpuruk, tetapi juga turut melanda tanah Papua serta isinya. Ibarat bola putih yang terus dimainkan di atas meja politik. Pada setiap dobrakannya menyapuh dan membubarkan kebersatuhan anak muda Papua yang sejak puluhan tahun dibangun orang tua mereka.

Berbicara tentang anak mudah Papua berarti kita bicara tentang keberlangsungan manusia Papua di atas tanah Papua dan juga agar "surga kecil yang jatuh kebumi" itu tidak menjadi antonim yang sangat ngeri untuk disimak.

Jujur  selama ini ada satu hal yang kadang membuat dihaimoma gelisa.  Anak mudah Papua hari ini, adalah penentu kehidupan anak mudah Papua yang akan datang. Pilihan anak mudah hari ini akan membentuk watak generasi mendatang.Dan karena anak muda hari ini, anak mudah esok akan berani dan gagah dalam bertindak.

Berangkat dari penjelasan di atas, berikut ini dihaimoma.com merangkum 5 hal yang membuat anak mudah Papua sulit bersaing dengan anak mudah lain di Indonesia.

Pertama -Rata-rata anak muda Papua sejak menginjak dewasa bukan hanya perpikir untuk mengenyam pendidikan setingi-tingginya. Mereka dihadapkan pada berbagai pilihan yang terjadi dalam realitas kehidupan masyarakat Papua.

Hutan mereka mulai gundul akibat ilegal loging. Tanah-tanah kelas A dirampas pendatang. Bapak, ibu, serta adik dan kakak mereka  terkadang harus diantar paksa tima panas. Ketika pengedar minuman keras dilindungi UU dan peminumnya di bunuh ibarat binatang buruan.  Dan ketika mereka bersuara, Mereka terus dituduh OPM dan separatis yang pada ujungnya berurusan dengan hukum.


Jadi beban yang dipikul anak mudah Papua tidak hanya soal makan dan minum seperti kebanyakan anak mudah lainya di Indonesia. Poin ini menandakan bahwa anak muda Papua sangat berbedah jauh dengan kebanyakan anak mudah di Indonesia yang berpikirnya hanya, kuliah, diterima di lapangan pekerjaan, sukses, dan menghidupi keluarga.

Kedua- Kebanyakan anak mudah Papua sulit bersaing karena negara membunuh mereka secara psikologis. Kata-kata seperti Papua itu tertinggal, terbelakang, bodok, dan manusia setengah binatang (seperti kasus Yogya belum lama ini). Hal-hal ini menandakan, anak mudah Papua tidak hanya di bunuh secara fisik tetapi juga secara psikologis sehingga membunuh jiwa  dan mental bersaing mereka.

Poin ini menandakan bahwa anak mudah Papua bukan hanya di tekan secara fisik tetapi juga  mental dan jiwa. Ya. Situasi ini membuat mereka  benar-benar di bunuh dari akarnya.

Lebih lanjut, jika poin ini kita kaitkan dengan anak mudah lainnya di Indonesia, maka sangat berbeda. Mereka didik dengan metode pembelajaran yang menyenankan dan tidak ada intimidasi dan diskriminasi seperti kata-kata di atas. Ya. Tugas mereka hanya bersekolah mengejar mimpi.

Dari poin-poin di atas kita dapat bertanya dengan Logika sederhana. Jika Papua tertinggal dan terbelakang. Pertanyaan- Pertanyaan yang harus di jawab adalah (1), kemana Sumber Daya Alam surga kecil yang katanya mampu memberi makan puluhan negara itu? (2), Siapa yang mengolahnya?(3), Di olah dengan sistem siapa sampai anak mudah Papua tidak diringankan bebannya? Kondisi ini membuat mereka ibarat tikus mati di atas lumbung padi (4), Sampai kapan pemerintah mampu menghentikan itu?(5) Apakah sumbangam Papua kenegara ini, sebanding dengan  apa yang negara ini berikan untuk tanah Papua?

Poin intinya, Papua di aneksasi negara ini karena sumber Daya Alamnya. Bukan karena Manusianya. Ya. Pembangunan fisik saja, mulai nampak sedikit sejak tahun 1999. Itupun karena kepanikan negara  atas tuntutan kemerdekaan orang Papua.

Ketiga- Di daerah Jawa dan sekitarnya kita ketahui  Orang curi singkon dan sendal saja di hukum apa lagi pejual minuman dan penjual togel. Di Papua malah sebalinya, orang yang mencuri SDA Papua, menjual togel, bandar minuman keras, sampai prostitusi di lindungi UU.

Anehnya lagi, orang yang mabuk karena minuman di tembak mati tanpa proses hukum. Bandar togel di Papua selalu di back up TNI & PORLI,  bahkan  pada tahun 2014 ketika dihaimoma di Nabire. Dihaimoma mendengar dari beberapa masyarakat kalau ada bandar togel terkenal di Nabire yang berstatus sebagai Polisi aktif.

Poin ini ketika kita kaitkan dengan tempat-tempat lain di Indonesia, maka sangat bertolak belakang. Masalah- masalah di atas merupakan tangungjwab pemerintah, terlebih lagi Kepolisian. Dengan demikian para anak mudanya, hanya berpikir untuk sekolah, kuliah dengan aman, dan mengenyam pendidikan setingi-tingginya.

Kalau di Papua hal-hal ini terkadang menjadi tangungjwab anak mudah Papua, tetapi ketika anak mudah Papua melakukan tindakan pasti berurusan dengan hukum, bahkan tidak jarang pulah ada yang berakhir di ujung tima panas.

Jadi tangan heran Brow kalau rata-rata anak mudah Papua tidak suka dengan kata"Militer" apa lagi menghargai dan menghormati mereka sebagai abdi negara. Pasti harus menunggu ayam beranak dulu, baru hal itu bisa terjadi di tanah Papua.

Hal ini harus terjadi karena rata-rata militer di Papua melihat anak mudah Papua ibarat teroris di atas tanah sendiri. Kasus semacam ini dihaimoma pernah mengalaminya sendiri.

Pada tahun 2014 ketika dihaimoma di Jayapura hendak menonton pertandingan persipura melawan salah satu klub di luar Papua. Pada saat  Dihaimoam masuk tribum lapangan Mandala, dari tas sampai dengan saku di periksa ketat oleh militer yang berjaga-jaga di situ. Padahal sekitar 20 orang yang tadi mendahului saya, hanya diperiksa luarnya dengan tiga sampai empat kali sentuhan di badan.

Ketika tas sampai dengan satu celana saya di perikasa ketat. Dihaimoma hanya bergurau " awas Pak, ada bom buku dalam tas" sembari tersenyum. Dihaimoma yakin, ada banyak hal serupa bahkan lebih yang menimpa orang Papua oleh ulah oknum angota militer di Papua yang sok pintar dengan AK yang digantung pada bahunya.

Kempat- Anda harus tahu tangungjwab anak mudah Papau tidak sama dengan anak mudah lain di Indonesia. Selain itu, tangungjwabnya bukan hanya karena poin-Poin di atas. Satu atau dua anak mudah Papua yang sukses atau paling tidak menjadi PNS. Ia  bukan hanya mengembang tangungjawab dalam mengatur, memfasilitasi, dan menghidupi keluarganya seperti anak mudah lainnya di Indonesia.

Satu anak muda bertangungjawab atas hampir semua garis keturunan kedua orang tuanya. Baik dari pihak mama maupun bapak. Bertanggungjawab bukan hanya dalam bentuk moral dan ungkapan tetapi juga dalam bentuk materil dan tindakan.

Sederhananya, kalau bicara soal kekayaan. Dihaimoma yakin rata-rata anak mudah Papua dua kali lebih kaya dari seorang wali kota di Jawa, tetapi rata-rata orang Papua itu tidak mengenal frasa "pelit harta". Sehingga, harta mereka terkuras oleh besarnya tangungjawab yang mereka embangi. Sebagaimana disingung di atas. Perlu di pahami bahwa hal itu dilakukan bukan atas pemaksaan atau tuntutan, tetapi secara naluri kasih itu tumbuh bersama anak mudah Papua sejak lahir.

Poin ini kadang membuat anak mudah Papua sulit untuk  mementingkan dirinya sendiri (kaya), terlebih khusus untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya dan bersangin dengan anak mudah lainnya di Indonesia. Ya karena zaman sekarang, pendidikan dan uang ibarat tubuh dan Jiwa.

Kelima-Anak mudah Papua itu jarang mengeluh dan stress seperti anak mudah lainnya di Indonesia. Hapir setiap persoalan dibawah santai. Poin ini jika kita kaitkan dengan anak mudah lain di Indonesia, tidak ada uang atau masalah kecil saja di buat ribet dan menjadi perdebatan dan percakapan yang menarik ketika berkumpul. Dalam konteks ini, khusus untuk anak mudah Papua kadang anda akan sulit membedakan antara anak mudah yang berada dan tidak berada. Soalnya,  rata-rata anak mudah Papua dalam menghadapi persoalan yang berkaitan dengan berbagai hal selalu dibawa santai. Termasuk juga soal keuangan.

Dari penjelasan panjang dalam artikel ini anda dapat mengerti sosok anak muda Papua yang terkadang di pandang sangar dan kejam oleh masyarakat non Papua. Sesunggunya, di balik kesangaran fisik yang nampak tersimpan tangungjawab dan beban yang kadang tiga atau empat kali lebih besar dari tubuhnya. Tetapi bagin mereka, persolan itu akan selalu di bawa santai. 

Sampai di sini, bagaimana pendapat anda? Jika anda anak mudah Papua apakah ada yang perlu ditambahkan? Atau jika anda non Papua bagaimana pendapat anda tentang anak mudah Papua. Tinggalkan komentar anda terhadap isi artikel ini.

Sumber: www.dihaimoma.com
Editor: Nuken
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 comments:

Post a Comment

Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.

Item Reviewed: 5 Hal ini yang Membuat Anak Mudah Papua Sulit Bersaing di Indonesia Rating: 5 Reviewed By: Pace Kribo