Bapak bangsa papua tur keliling jawa |
JAYAPURA, PACEKRIBO, – Filep Karma, salah
seorang tokoh gerakan Papua Merdeka, melakukan ‘tur keliling’ Pulau Jawa bertemu
beberapa kelompok muda dan berdialog terkait sejarah kebangsaan dan perjuangan
kemerdekaan West Papua.
“Saya
keliling dalam rangka menyosialisasi pelurusan sejarah perjuangan WestPapua kepada generasi muda Orang Asli Papua (OAP) maupun juga teman-teman rakyat
Indonesia yang peduli kepada perjuangan West Papua,”
kata Karma kepada Jubi Kamis, (17/11/2016).
Karma
yang mantan tahanan politik di Biak dan Jayapura selama sekitar 12 tahun itu melakukan
dialog dan sosialisasi khususnya kepada generasi muda Papua dan non Papua yang menurutnya masih gamang tempat
berpijak dan belum paham sejarah West Papua.
“(khususnya
kepada mereka) yang masih gamang tentang tempat berpijaknya karena selama ini
mendengar sejarah West Papua secara sepihak dari versi
TNI-Polri-Pemerintah saja,” kata dia.
Tur tersebut dilakukan sejak akhir September
lalu di Bandung hingga 16 November 2016 di Bali. Selain Bandung, Karma juga
mengunjungi Depok, Jakarta, Semarang, Solo, Surabaya, Sidoarjo hingga Bali.
Selain
bertemu sebagian anak-anak muda Papua yang sekolah di kota-kota tersebut,
Karma juga mengunjungi Lembaga Bantuan Hukum Semarang dan Bali, Kontas Jakarta
dan Setara Institut untuk melakukan diskusi serupa.
Menurut
Karma, topik-topik yang banyakd ditanyakan para peserta diskusi sepanjang
turnya itu berkisar di soal pengalaman di penjara dan suka duka menjadi pejuang Papua Merdeka.
“”Banyak
hal yang mereka tanyakan, seperti bagaimana rasanya masuk bui, bagaimana mau
berjuang jika sudah berkeluarga, apa pengaruh Maklumat Kapolda Papua itu. Kalau Maklumat itu kan pengumuman
saja, dan saya kira ‘’gak ngaruh’”kata dia dengan santai.
Bernardo
Boma, seorang aktivis Aliansi Mahasiswa Papua di Semarang, yang ikut hadir dalam
rangkaian kegiatan Filep Karma di Semarang 27-29 Oktober, mengaku kegiatan
tersebut sangat membantu pihak-pihak memahami perjuangan rakyat Papua.
“Kehadiran
Bapak Bangsa Papua membantu orang-orang di Indonesia
untuk mendukung perjuangan rakyat Papua,
termasuk solidaritas, menghilangkan stigma dari orang Indonesia terhadap
perjuangan Papua,”
ujar Boma kepada Jubi lewat sambungan telpon, Kamis (17/11).
Selama
di Semarang, lanjutnya, selain memberi kuliah umum kepada mahasiwa/i Papua di ‘honai’, Filep Karma juga bertemu
dan menggelar diskusi dengan Lembaga Bantuan Hukum Semarang, “bahkan Bapak juga
hadir dan turut memberikan pesan belasungkawa atas kematian, Atma, salah
seorang pengacara muda LBH Semarang,” kata dia.
Saat
cara di Semarang, menurut Boma banyak teman-teman mahasiswa meminta motivasi
semangat untuk berjuang, serta menciptakan persatuan antar orang Papua untuk penentuan nasib sendiri.
“Bapak
berpesan, jangan pernah takut berjuang Papua Merdeka, walau harus keluar masuk
penjara. Bapak juga ingatkan kami agar belajar sistem kebijakan Indonesia
sebagai bekal dan siasat untuk perjuangan rakyat Papua sendiri menjemput kemerdekaannya,”
kata Boma yang berasal dari Dogiyai itu.
Filep
Karma, pasca keluar dari penjara tahun lalu, tampak setia hadir disetiap
aksi-aksi penentuan nasib sendiri Papua dan keanggotaan ULMWP di MSG di Jayapura.
Mantal
tapol yang sering mengatakan ‘keluar dari penjara kecil masuk ke penjara besar’
ini di Semarang berpesan siapapun yang berjuang untuk Papua Merdeka adalah orang Papua yang sejati, “walapun dia non Papua,” kata
Boma.
Filep
Karma mengakhiri turnya di Bali dan segera akan kembali ke Papua. “Hari
terakhir bersama teman-teman Papua di Bali, saya menikmati ‘Denpasar
Moon” karena posisi bulan lagi sangat dekat dengan bumi, setelah ini pulang ke
Jayapura,” ujarnya menutup pembicaraan.(tabloidjubi.com)
0 comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.