Perempuan Papua, Ilst foto |
PACEKRIBO - Siapasih yang tidak
mengenal perempuan Papua? Berbicara tentang perempuan Papua berarti kita bukan
hanya berbicara tentang mama yang akan melahirkan laki-laki dan perempuan
Papua. Lebih dari itu. Kita berbicara tentang kelangsung manusia Papua di tanah
surga. Sejak dahulu, antara mama Papua dan tanah Papua merupakan dua sisi mata
uang yang tidak bisa kita pisahkan.
Jika ditinjau dari segi budaya "Suku Mee" maka tanah merupakan mama dan mama merupakan jalan utama penentu kelangsungan kehidupan manusia di atas tanah. Itulah sebabnya, Suku Mee memandang tanah mereka sebagai Mama. Sedangkan mama biologis merupakan penentu kelangsung suatu marga. Ketiadaan keturunan, bagi suku Mee terkadang merupakan persoalan yang besar. Ketiadaan anak ini merupakan satu poin yang memicu timbulnya poligami di wilayah Suku Mee. Meski secara sains ketiadaan anak dalam keluarga tidak selalu disebabkan oleh perempuan. Sayangnya, sampai sekarang hal itu sering berlaku. Ya, ujungnya perempuan Papualah yang salah.
Seorang laki-laki bisa saja hidup tanpa seorang perempuan tetapi kehidupan terasa tidak sempurna tanpa tanpa kehadiran perempuan. Entah apa yang menyebabkan semua itu, tetapi yang pasti semua karena hukum alam yang mengharuskan manusia hidup, berkembang, dan terus beradaptasi. Jika itu ditinjau dari segi biologi. Sedangkan dari segi agama kristen, maka manusia diciptakan Tuhan dari tanah yang diawali dengan penciptaan Adam. Selanjutnya, manusia ditakdirkan untuk terus berkembang dan beranak cucu.
Dipoin ini, pandangan budaya suku Mee dan pandangan Agama menjadi singkron. Agama bersasi bahwa manusia diciptakan Tuhan dari tanah. Dan tanah menjadi sumber pembentuk tubuh jasmani dari semua manusia. Suku Mee memandang tanah sebagai mama yang menyediakan lahan untuk berkembun, membangun rumah,menyediakan makan, dan beranak cucuh. Logikanya, menjual tanah berarti menjual mama yang membentuk anda. Dan bahkan dulu, waktu Dihai masih kecil. Saya pernah dimarahi mama, hanya karena tulis-tulis di tanah. Katanya, itu mama jangan memtong dan menulis di tanah tanpa tujuan yang bermanfaat.
Jika ditinjau dari segi budaya "Suku Mee" maka tanah merupakan mama dan mama merupakan jalan utama penentu kelangsungan kehidupan manusia di atas tanah. Itulah sebabnya, Suku Mee memandang tanah mereka sebagai Mama. Sedangkan mama biologis merupakan penentu kelangsung suatu marga. Ketiadaan keturunan, bagi suku Mee terkadang merupakan persoalan yang besar. Ketiadaan anak ini merupakan satu poin yang memicu timbulnya poligami di wilayah Suku Mee. Meski secara sains ketiadaan anak dalam keluarga tidak selalu disebabkan oleh perempuan. Sayangnya, sampai sekarang hal itu sering berlaku. Ya, ujungnya perempuan Papualah yang salah.
Seorang laki-laki bisa saja hidup tanpa seorang perempuan tetapi kehidupan terasa tidak sempurna tanpa tanpa kehadiran perempuan. Entah apa yang menyebabkan semua itu, tetapi yang pasti semua karena hukum alam yang mengharuskan manusia hidup, berkembang, dan terus beradaptasi. Jika itu ditinjau dari segi biologi. Sedangkan dari segi agama kristen, maka manusia diciptakan Tuhan dari tanah yang diawali dengan penciptaan Adam. Selanjutnya, manusia ditakdirkan untuk terus berkembang dan beranak cucu.
Dipoin ini, pandangan budaya suku Mee dan pandangan Agama menjadi singkron. Agama bersasi bahwa manusia diciptakan Tuhan dari tanah. Dan tanah menjadi sumber pembentuk tubuh jasmani dari semua manusia. Suku Mee memandang tanah sebagai mama yang menyediakan lahan untuk berkembun, membangun rumah,menyediakan makan, dan beranak cucuh. Logikanya, menjual tanah berarti menjual mama yang membentuk anda. Dan bahkan dulu, waktu Dihai masih kecil. Saya pernah dimarahi mama, hanya karena tulis-tulis di tanah. Katanya, itu mama jangan memtong dan menulis di tanah tanpa tujuan yang bermanfaat.
Dari pembahasan ini muncul dua pertanyaan
untuk kita renungkan, yaitu Sudah berapa besar kita menjual mama sendiri demi
memuaskan ego kita? Sudah seberapa besar kita menghargai dan menjaga
perempuan Papua sebagai mama yang akan menentukan kelangsung hidup manusia
Papua? Dua pertanyaan ini menjadi
runungan untuk kita semua.
Selanjutnnya, dari pembahasan di atas jika kita memilah lagi antara
perempuan Papua dan Mama Papua. Maka sama halnya dengan mama Papua dan tanah
Papua pada penjelasan di atas. Keduanya tidak bisa kita pisakan. Perempuan
Papua merupakan pengganti peran mama Papua dikemukian hari. Yah. Seperti
kita ketahui, saat ini mama Papua terlebih dulu memegan peran vital dalam
melahirkan manusia Papua.
Dalam bahasa gaulnya, perempuan Papua merupakan
pucuknya. Sedangkan mama Papua merupakan akarnya. Yupss, karena pucuk tidak
kuat tanpa akar maka pucuk itu akan menggantikan peran akar jika waktunya tiba
dengan tujuan untuk menopang pucuk selanjutnya.
Berangkan dari pembahasan panjang di
atas. Dihai akan berbagi 5 hal yang hanya dimiliki perempuan Papua dan
membuat perempuan Papua menjadi pribadi yang unik dan tangguh.
Pertama- Perempuan Papua itu tangguh dan jarang sekali ada yang dimanja
Pertama- Perempuan Papua itu tangguh dan jarang sekali ada yang dimanja
Manja dan meminta perhatian lebih memang identik dengan cewek. Ya memang itulah salah satu tangungjawab seorang cowok, tetapi bagi perempuan Papua sifat manja terkadang berlebihan. Artinya, tanpa mendapat perhatian dan manja pun, bagi mereka yang terpenting adalah tidak melupakan mereka dan sering meluangkan waktu yang untuk membentuk mereka menjadi pribadi lebih dewasa dalam menyikapi masalah. Poin ini merupakan modal yang sudah cukup bagi mereka.
Kedua perempuan Papua rata-rata cewet, spontan, keras, dan tidak pendendam.
Coba saja
gan ganggu cewek Papua. Terutama yang tidak mengenal anda. Heheheh
ingat!!Jika anda menggangu berarti anda siap terima respon dengan kata-kata
semi rap.
Artnya, ko
ganggu berarti ko cari dapat maki. Dibalik
kerasnya perempuan Papua, mereka memiliki jiwa yang lunak. Jiwa keibuan yang sangat
berjasa dalam memanusiakan manusia Papua. Mereka terkadang terlihat seperti
baja di luar, tetapi memiliki jiwa selembut seperti kapas. Cerewet dan
spontanitas mereka merupakan topeng untuk menyembunyikan hati yang
lembut. Sekarang tergantung anda, apakah anda mampu menghapus tepeng itu
untuk mendapat hati yang lembut.
Selain itu, sikap itulah yang membuat mereka
menjadi diri sendiri. Jika dalam ilmu moral mereka menjadi manusia otentik. Apa
adanya, bukan ada apanya. Mereka tidak bertopeng dibalik kelemah-lembutan
tetapi tampil sebagai pribadi yang otentik.
Dalam percintaan ketika mereka di putuskan dan diabaikan terkadang sifat seperti ini membuat mereka susa melangkah untuk maju. Bagi mereka, kasih itu tidak hanya memaafkan, tetapi lebih dari itu. Seharusnya, kasih itu memiliki. Mereka mampu mememaafkan tetapi rasa memiliki itulah yang membuat mereka susah melangkah alias Move On. . Karakter mereka yang spontan dan otentik membuat mereka sering berpapasan kekerasan dari laki-laki Papua tetapi kelembutan itu mampu membuat mereka memaafkan dan jarang bergosip tentang suaminya, karena bagi mereka yang terpenting adalah memiliki.
Ketiga- jarang ada perempuan Papua yang individualis. Mereka rata-rata berjiwa sosialis tanpa pilih kasih. Artinya mereka akan bergaul dengan cowok dan cewek siapa saja yang mereka anggap baik dan nyaman.
Di poin ini terkadang jiwa sosial seorang perempuan Papua terkadang salah direspon oleh laki-laki Papua. Ketika perempuan Papua dekat dengan laki-laki Papua, kadang laki-laki Papua beraggapan karena perempuan itu suka dengannya. Artinya lebih dari seorang sahabat. Ya, tidak sedikit kasus seperti ini yang terjadi dalam hidup seorang Perempuan Papua. Sampai-sampai di Papua ada jargon Cinta di tolak ayuwa bertindak.
Dalam percintaan ketika mereka di putuskan dan diabaikan terkadang sifat seperti ini membuat mereka susa melangkah untuk maju. Bagi mereka, kasih itu tidak hanya memaafkan, tetapi lebih dari itu. Seharusnya, kasih itu memiliki. Mereka mampu mememaafkan tetapi rasa memiliki itulah yang membuat mereka susah melangkah alias Move On. . Karakter mereka yang spontan dan otentik membuat mereka sering berpapasan kekerasan dari laki-laki Papua tetapi kelembutan itu mampu membuat mereka memaafkan dan jarang bergosip tentang suaminya, karena bagi mereka yang terpenting adalah memiliki.
Ketiga- jarang ada perempuan Papua yang individualis. Mereka rata-rata berjiwa sosialis tanpa pilih kasih. Artinya mereka akan bergaul dengan cowok dan cewek siapa saja yang mereka anggap baik dan nyaman.
Di poin ini terkadang jiwa sosial seorang perempuan Papua terkadang salah direspon oleh laki-laki Papua. Ketika perempuan Papua dekat dengan laki-laki Papua, kadang laki-laki Papua beraggapan karena perempuan itu suka dengannya. Artinya lebih dari seorang sahabat. Ya, tidak sedikit kasus seperti ini yang terjadi dalam hidup seorang Perempuan Papua. Sampai-sampai di Papua ada jargon Cinta di tolak ayuwa bertindak.
Tidak tahu artinya,
heheh tanya saja pada teman Papuamu. Kasus seperti ini terkadang membuat mereka
kesulitan untuk mencari tempat untuk berlindung. Tapi mereka tahu, mana sahabat
yang layak dan mana sahabat yang ada maunya. Lebih jauh lagi, ketika
berkeluarga jiwa sosila ini membuat mereka memandang semua anak Papua
sebagai anak mereka.
Keempat- pengaruh Positif perempuan Papua dalam meberikan dampak kepada perempuan non Papua yang menjadi bagian dari orang Papua.
Selama ini tidak sedikit perempuan non Papua yang menjadi bagian dari perempuan Papua (Mama Papua). Mereka rata-rata sangat cepat menyesuaikan diri dengan kehidupan perempuan Papua. Mulai dari dialek, kebiasaan, cara merespon masalah, dan juga dalam nendidik anak serta melihat secara merata semua orang tanpa membeda-bedakan keluarga dari pihak laki-laki. Proses ini tentu terjadi karena didikan suaminya, tetapi juga tidak terlepas dari pengaru positif pergaulannya dengan perempuan Papua lainnya. Baik di dalam lingkungan keluarga laki-laki mapun dari perempuan lainnya.
Kelima- laki-laki Papua terkadang merespon kelembutan, kasih sayang, dan jiwa keibuan seorang perempuan Papua dangan apa yang tampak di permukaan, yaitu keras kepala, suka melawan, cerewet, dan suka memancing emosi.
Di Poin ini
tidak sedikit laki-laki Papua yang mengkur kelembutan, kasih sayang, dan cinta
suci perempuan Papua dari kecantikan, kerapian dan keelokan
seorang perempuan Papua yang terkadang tampil sederhana. Selain itu, banyak
pulah yang memandang perempuan Papua itu keras, cerewet, dan kepala batu.
Padahal, kita laki-laki Papualah yang tidak mampu menemukan kelebutannya.
Di siniah perempuan Papua kembali di salahkan. Dalam hal ini, saya sepakat dengan Tua Konaiyo botak alias " Rigo Detto "bahwa jika perempuan marah dan kepala batu kesalahannya pasti adalah pada laki-laki sebagai kepala keluarga. Yah, mungkin karena laki-laki Papua belum menemukan kelembutan yang terselip di balik kepala batunya. Hal ini tentu menjadi tugas wajib laki-laki Papua. Heheheh, anda dan saya.
Demikian lima poin kelebihan perempuam Papua yang dapat kami bagikan kepada pembaca. Nahh, sekarang apakah ada yang perpu ditambahkan atau dikurangi? Bagaimana pendapat anda? Kami angat menghargai kritik dan saran dari pembaca.
Di siniah perempuan Papua kembali di salahkan. Dalam hal ini, saya sepakat dengan Tua Konaiyo botak alias " Rigo Detto "bahwa jika perempuan marah dan kepala batu kesalahannya pasti adalah pada laki-laki sebagai kepala keluarga. Yah, mungkin karena laki-laki Papua belum menemukan kelembutan yang terselip di balik kepala batunya. Hal ini tentu menjadi tugas wajib laki-laki Papua. Heheheh, anda dan saya.
Demikian lima poin kelebihan perempuam Papua yang dapat kami bagikan kepada pembaca. Nahh, sekarang apakah ada yang perpu ditambahkan atau dikurangi? Bagaimana pendapat anda? Kami angat menghargai kritik dan saran dari pembaca.
Sumber: dihaimoma.com