Siapa yang cocok jadi Gubernur DKI Jakarta? |
JAKARTA, PACEKRIBO - Debat perdana Pilkada DKI Jakarta sudah berlangsung kemarin, Jumat 13
Januari 2017 (The first Friday the 13th of the year,
kata AHY sih, hehehe). Berbagai artikel dan survey sudah
dirilis, memang jos mantap Pilkada
Jakarta ini, kehebohannya hampir menyamai Pilpres! Bukan hanya warga Jakarta
yang ikut-ikutan seru, tapi hampir seluruh Indonesia, wow!
Setelah menonton debat semalam, kurang lebih, kita
sudah mendapatkan gambaran, bagaimana nantinya kalau masing-masing Paslon yang
menang. Mari kita bahas perandaian tersebut satu persatu:
AHY |
Jika AHY jadi Gubernur:
Pertama: Dari gaya bicara AHY semalam yang
sangat cepat, tidak fokus, dan terburu-buru, persis seperti tukang obat pinggir
jalan yang dikejar-kejar Satpol PP. Begitulah gaya AHY menghadapi warganya
nanti, jalan cepat, ngobrol cepat, cuma dadah-dadah, lalu good bye.
Rakyat nampaknya akan kesulitan kalau mau curhat panjang lebar
dengan pak Gubernur AHY ini.
Kedua: Untuk urusan birokrasi dan tanya
jawab, ibu Sylvi akan lebih banyak maju berbicara.
Ketiga: Untuk urusan program, selamat untuk
sebagian kecil warga Jakarta yang termasuk keluarga tidak mampu. Anda akan
mendapatkan uang tunai dalam program BLS (Bantuan Langsung SEMENTARA). Ingat
ya… Sementara saja, bukan untuk seterusnya! Berapa lama? Minimal 1 tahun lah, karena APBD itu disahkan setiap tahun.
Setelah setahun bagaimana? Lanjut tidak BLS nya? Ya ga tau, cuma AHY, anggota
DPRD Jakarta dan Tuhan yang tahu, hahaha!
Keempat: Untuk warga Jakarta yang berpikir
untuk mengkritik pak Gubernur, bersiap-siaplah! Karena bisa langsung ‘ditabok‘, di-unfriend, sampai
diblokir di medsos oleh memo dan istri tercinta. Pembelaan
duo Srikandi ini pun akan gencar dilakukan kalau ada wartawan yang
mewawancarai, istilahnya ikutan sibuk lah dalam
membela anak dan suami tercintah, hehehe.
Kelima: Akan ada ruangan khusus, yang berisi
panggung kecil untuk pak Gubernur dapat berlompat moshing. Bayangkan, dalam masa kampanye yang baru
berjalan sekitar 2.5 bulan, pak Gubernur sudah 3 kali lompat moshing. Keren kan! Mana ada Gubernur lain yang bisa
seperti AHY? Ini baru Gubernur Jakarta! Mana Gubernur-mu? (haduh, nangis miris dalam hati)
Ahok-Drarok |
Jika Ahok jadi Gubernur:
Pertama: Mau bagaimana
pun ditahan-tahan, memang Ahok itu orangnya emosional. Disentil sedikit,
langsung timbul emosinya, kadang baper pula. Jadi jangan terlalu berharap gaya
bicara Ahok akan menjadi perlahan, penuh kesantunan dan basa-basi. Ahok akan
selalu ‘menampar’ para tikus berdasi dengan ‘Pemahaman nenek lu!’ ‘Kurang ajar
lu!’ ‘Jangan munafik lu!’ dan lain-lain. Tapi terus terang, saya sangat rindu
Ahok yang seperti itu, hiks…
Kedua: Ahok akan
mengukur segala sesuatunya dengan data yang terukur. Kesejahteraan rakyat
diukur dengan IPM (Indeks Pembangunan Manusia), angka kemiskinan, angka putus
sekolah, angka pengangguran, dll. Jadi Ahok akan bekerja terukur, dia akan
terus membandingkan angka-angka tersebut di atas dulu dan sekarang. Jadi Ahok
bisa tahu apakah ada peningkatan atau malah sebaliknya, datanya semua lengkap
dan terukur. Bukan cuma bilang mau meningkatkan ini itu tapi tidak tahu
bagaimana cara konkrit dalam meningkatkan, dan bagaimana cara mengukur
peningkatan tersebut.
Anies dan pasangannya |
Jika Anies Jadi Gubernur:
Pertama: Pemerintahan di
bawah pak Gubernur Anies Baswedan akan cukup membingungkan. Di satu sisi penuh
kelembutan tapi juga tegas. Bawahan pak Anies yang pintar akan mudah
memanfaatkan ‘celah’ ini. Mereka akan bermanis mulut di depan pak Gubernur tapi
menikam dari belakang. Mungkin dengan memberi data atau masukkan yang salah.
Kedua: Urusan program,
sepertinya porsi pendidikan akan mengambil banyak tempat. Mungkin ini akibat
gagal move on dari jabatan pak Gubernur sebelumnya (eh). Pendidikan moral dan akhlak akan ditingkatkan,
tapi pada caranya kog saya kurang setuju. Bayangkan, jam 7 sampai 9 malam,
guru-guru akan ‘turun gunung’ mengajari anak-anak ke rumah-rumah. Ini dalam
pelaksanaannya hampir tidak mungkin! Kenapa? Malam hari biasanya orang tua
sudah berada di rumah, jadi sebaiknya waktu untuk keluarga. Kalau guru-guru
datang untuk pelajaran lagi, anak-anak pun sudah lelah, sudah mulai mengantuk.
Pokoknya yang ini saya yang juga orang tua murid tidak setuju! Loh kog malah
protes, tenang bu, belum terjadi kog, hehehe.
Jadi setelah panjang
lebar, kesimpulannya apa? Ya belum ada kesimpulan! Ini kan cuma perandaian,
kira-kira bagaimana kalau masing-masing Paslon jadi Gubernur. Lagipula ini baru
Debat I, masih ada dua debat lagi. Jadi bersambung ya, jiaaahhh…..
Now is the time to open your eyes, listen
carefully, and don’t be fooled!