Ribuan rakyat papua menduduki kantor DPR untuk mempertanyakan dan mempprotes sweeping brutal |
DOGIYAI, PACEKRIBO - Rakyat papua di daerah dogiyai mempertanyakan dan
memprotes sweeping brutal dan premanisme gabungan militer indonesia dibulan
Januari 2017 yang dilancarkan oleh gabungan Aparat Militer Indonesia yang
bertugas di dogiyai. 16/01/2017.
Akibat dari tindakan premanisme mliter indonesia
itu membuat masyarakat dogiyai jadi resah dan tidak nyaman serta sekitar
belasan warga menjadi korban pukulan babak belur tidak hanya itu militer juga
selalu menyita alat kerja tani, bahkan sampai masyarakat yang rambut gimbal,
memakai baju, gelang, kalung, tas/noken bermotif Papua disita dan
dipukul, handphone yang menyimpan music bahasa daerah pun, militer melakukan tanpa
alasan yang jelas bahkan masyarakat yang melawan dianggap OPM dan pengacau
keamanan.
Melihat dengan kenyataan itu rakyat yang
terorganisir dan terpimpin dengan semangat militansi menyikapi dan memprotes
secra progresif yang bermartabat menjunjung tinggi nilai-nilai kemansiaa kita yang
bagian dari demokrasi rakyat
Ribuan rakyat papua menduduki kantor DPR untuk mempertanyakan dan mempprotes sweeping brutal |
Militer indonesia belum mampu dan
memahami Hukum dan tupoksi mereka sebagai Institusi negara yang seharusnya
mengayom dan melindung rakyat. Hari ini secara sadar rakyat yang awam terhadap
hukum memberikan tamparan keras melalui aksi massa yang sadar dan terpimpin
mereka secara alamia tau apa itu hukum dan nilai-nilai kemanusiaan dibandingkan
militer indonesia yang premanisme.
“Sebenarnya Separatis, GPK, KKB dan
Teroris itu Aparat Militer Indonesia yang bertugas di Papua yang tidak mengerti
dan memahami Hukum Negaranya sendiri, Karena rakyat tau Hukum melalui
aksi massa rakyat memberikan pendidikan Hukum kepada Militer Indonesia”.
Kehadiran Militer Indonesia membuat
orang papua ditermarjinal dari ruang publik dan menjadi korban diskriminasi
rasis di Papua (Bernardo Boma)