Konferensi pers yang digelar oleh PGI bertajuk Solusi Papua Tanah Damai dihadiri oleh para narasumber terkait dengan kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Papua (Foto: Dedy Istanto) |
JAKARTA,
PACEKRIBO - Sekretaris Eksekutif bidang Keadilan dan Perdamaian
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Henri Lokra, menilai
pemerintah Indonesia tidak memiliki keinginan menyelesaikan permasalahan di Papua
dengan jalan damai dan dialog damai.
"Jalan Damai, Dialog Damai yang diusulkan oleh LIPI dan
lembaga advokasi masalah Papua atau pelanggaran HAM di Papua sampai hari ini
tidak dilaksanakan pemerintah Indonesia. Hal terlihat pemerintah tidak
ingin menyelesaikan persoalaan dengan dialog damai ," kata dia di Grha
Oikoumene, Jakarta pada hari Rabu (5/10).
Menurut dia, pelanggaran HAM telah terjadi di Papua. Pertama,
tahun 1977 dengan membumi hanguskan puluhan desa di Wamena, dengan melakukan
pembunuhan dan pengeboman. Kedua, ada sepuluh ribu masyarakat Papua mengungsi
di PNG menyusul pembunuhan Antropolog Universitas Cendrawasih padatahun 1984.
Ketiga, kasus pembunuhan Paniai yang juga belum selesai di era Presiden Joko
Widodo.
"Pemerintah
Joko Widodo harus melakukan dialog damai dalam menyelesaikan permasalahan damai
di Papua karena sudah ada roadmap yang
disusun LIPI," kata dia.
Dia mengatakan PGI memandang HAM merupakan masalah universal.
Karena itu, kata dia, Indonesia tidak bisa menutup mata terhadap perhatian
negara lain termasuk tujuh negara terhadap masalah keamanan di Papua.
"Kerja-kerja
advokasi yang kami lakukan di Papua bertujuan membangun trust tetapi
kalau setiap hari orang melihat ada pembunuhan, orang berkumpul mendapat
penjagaan ketat dengan polisi dan tentara bersenjata lengkap, hal itulah
membuat masyarakat Papua tidak percaya kepada Indonesia." kata dia. (satuharapan.com)
0 comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.