Mahasiswa Yahukimo tanggapi kunjungan
Presiden Jokowi ke Yahukimo Selasa (18/10),
|
YAHUKIMO, PACEKRIBO - Puluhan
mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa Kabupaten Yahukimo
menolak kedatangan Presiden Jokowi ke Kabupaten Yahukimo karena dianggap hanya
akan membawa masalah.
Pewakilan
mahasiswa, Atius Sinup menuding kedatangan Presiden Joko Widodo ke Yahukimo
untuk meresmikan Bandara Nop Goliat, Dekai, Yahukimo, itu akan membuka peluang
bagi transmigrasi besar-besaran, yang justru akan mengancam eksistensi
masyarakat asli Papua di Kabupaten Yahukimo.
“Kami
tidak masalah dengan peresmian Bandara, tetapi belajar dari kabupaten lain itu
jadi pertanda pembukaan daerah untuk transmigrasi besar-besaran lagi,” ujar
Atius, yang didampingi teman-teman beralmamater kuning, di kantor Redaksi
Jubi, Minggu (16/10/2016).
Menurut
Atius, selain meresmikan bandara, kunjungan tersebut juga akan mendukung
pembukaan Yahukimo sebagai ‘Pusat Ekonomi’, perluasan lahan sawah, dan
pemekaran dua Daerah Otonomi Baru (DOB).
Para
mahasiswa mencurigai alasan sebenarnya dari rencana menjadikan Dekai, Yahukimo
sebagai pusat ekonomi. “Kita sudah saksikan sendiri bagaimana Dekai sekarang
dibanjiri para pendatang, ruko-ruko yang ada diisi bukan oleh masyarakat asli,
sementara ruko untuk masyarakat Yahukimo tidak ditempati, karena tidak ada
pemberdayaan terhadap Pedagang Asli Yahukimo. Masyarakat asli tetap
terpinggirkan dan miskin,” ujar Atius kesal.
Kedatangan
Presiden Jokowi, menurut mereka, juga bertujuan mendukung perluasan lahan sawah
dan rencana pemekaran dua DOB di Yahukimo Yalimek dan Eroma. Mereka menuding
kedua program tersebut hanya akan menambah tenaga kerja baru dari luar serta
menambah jumlah TNI/Polri.
“Bagi
kami pemekaran itu justru akan menambah TNI/POLRI, termasuk rencana penambahan
lahan padi di Yahukimo, kami menolak sebab itu justru membuka peluang baru bagi
transmigrasi besar-besaran,” lanjut Atius Sinup.
Dikesempatan
yang sama Pilius Kabak, mahasiswa Yahukimo lainnya sangat menyesalkan Jokowi
yang datang kembali ke Papua untuk menebar lagi janji-janji pembangunan kepada
masyarakat Papua.
“Itu
stop saja. Kami sudah muak presiden ganti presiden tinggal buat janji-janji
palsu. Bagi kami penerbangan langsung dari Jakarta ke Yahukimo, kota ekonomi,
lahan sawah itu hanya akan datangkan ratusan penganguran di Jakarta ke
Yahukimo. Dan ini akan membuat masyarakat adat terancam. Lihat saja di
Kabupaten Keerom dan Merauke,” Pilius Kabak.
Hal
itu dibenarkan Ancen Balingga, yang menambahkan bahwa dampak transmigrasi
sudah membuat masyarakat adat tersingkir.
“Pemerintah
Kabupaten harus membuat Perda untuk transmigrasi. Karena sekarang tambah
banyak. Pesawat Garuda dengan Herkules sudah masuk, sebelumnya tidak ada, itu
ancaman buat kita,” kata dia sambil berharap Bupati Abock Busup melakukan
proteksi terhadap masyarakat asli.
Terkait
Bandara Nop Goliat yang hendak diresmikan tersebut, Neton Heluka mengaku tidak
melihat ada perubahan berarti di kondisi bandara. “Itu hanya renovasi saja,
belum ada perubahan. Kalau hanya resmikan bandara, buat apa Presiden datang?
Cukup memerintahkan Menteri Perhubungan saja to. Tidak perlu lagi dia datang ke
Papua,” kata Heluka.
Di
penghujung pernyataannya, para mahasiswa asal Yahukimo yang studi di Jayapura
ini menegaskan penolakan mereka atas solusi pembangunan pemerintah Joko Widodo
saat ini.
“Kami
sebagai mahasiswa bersama masyarakat tidak membutuhkan pembangunan yang
berkedok militeristik dan transmigrasi. Kami sudah trauma dengan berbagai
kejadian di Papua selama ini. Oleh karena itu, yang kami tuntut hanya satu,
Referendum bagi rakyat Papua,” tegas Atius Sinup.
Menurut
jadwal yang diterima redaksi, rombongan Presiden Joko Widodo akan tiba di
Yahukimo Selasa pagi (18/10). Sekitar pukul 09.00 dijadwalkan acara peresmian
Bandara Nop Goliat, Dekai yang akan didampingi oleh Gubernur Papua, Lukas
Enembe.
Selain
peresmian, rombongan juga akan meninjau fasilitas bandara dan dilanjutkan dengan
peresmian Satu Harga BBM di Papua, peninjauan pesawat BBM Air Tractor AT-802,
dilanjutkan dengan kunjungan lokasi Pembagian Makanan Tambahan (PMT) di
Yahukimo.
Dilansir
Antara Minggu (16/8), sebanyak 2.500 personel TNI dan Polri disiagakan untuk
mengamankan kunjungan Presiden Jokowi ke sejumlah kabupaten/kota di Provinsi
Papua yang dijadwalkan 17-18 Oktober 2016.(Sumber: tabloidjubi.com)
0 comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.