(Foto dok) |
TIMIKA,
PACEKRIBO - Sekitar
seribuan karyawan PT Freeport Indonesia di tambang terbuka melakukan aksi mogok
kerja, sejak 28 September. Aksi itu akan terus dilakukan hingga tuntutan
karyawan dikabulkan oleh perusahaan tambang emas asal Amerika Serikat itu itu.
Juru bicara PT Freeport Indonesia Riza Pratama membenarkan adanya mogok kerja
para karyawannya tersebut.
Riza mengatakan, aksi
mogok itu berkaitan dengan masalah pemberian bonus. Pihaknya mengaku sedang
berusaha mengatasi masalah tersebut dan mengembalikan operasional di tambang
terbuka.
"Mogok kerja
karywan tambang terbuka, tak terpengaruh dengan operasi tambang bawah tanah dan
pabrik pengolahan," ucapnya, ketika dihubungi dari Jayapura, Senin (3/10).
Sementara itu,
Sekretaris Hubungan Industrial Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) PT
Freeport Indonesia Tri Puspital mengungkapkan, awal terjadinya permasalahan
tersebut ketika tak lagi ada transparansi dalam pemberian bonus pada
masing-masing departemen.
Saat itu, pada 19
September 2016 terungkap ketimpangan pemberian bonus bagi pekerja tambang
terbuka yang hanya 17%, sedangkan bagi pekerja Geotek mendapatkan 45% dari
total gaji yang diterima.
"Jelas karyawan
kecewa. Apalagi karyawan juga selama ini memberikan kontribusi untuk
perusahaan," kata Tri Puspital, dalam surat elektronik yang diterima GATRAnews, di Jayapura, Senin (3/10).
Dengan adanya aksi
mogok ini, maka operasi tambang terbuka otomatis mogok dan tak mengasilkan
bijih mineral. "Dalam satu hari para pekerja di tambang terbuka
menghasilkan sekitar 200 ribu ore atau bijih mineral," ucapnya.
Tri Puspital
menyebutkan, ribuan karyawan itu akan kembali bekerja setelah ada kesepakatan
dan transparansi perusahaan dalam pemberian bonus, misanya bagaimana formulanya
dan bagaimana cara menghitung besaran bonus tersebut.
0 comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.