Presiden Jokowi di
dalam pesawat kepresidenan dikawal empat jet tempur di udara Papua. (IST - SP)
|
SEMARANG, PACEKRIBO - Natalius Pigai, komisioner Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia (Komnas HAM RI) mengatakan, kunjungan presiden Joko
Widodo ke Papua tidak bermanfaat. Karena kunjungannya ke Papua hanya
menghabiskan anggaran APBD Papua yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah.
“Salah
satu problem atas kehadiran Presiden di Papua juga diduga lebih banyak
menghabiskan APBD Papua yang mencapai miliaran rupiah. Jadi, kalau makin banyak
kali Presiden kunjungi Papua, makin banyak APBD Papua yang terkuras,” ungkap
Pigai kepada suarapapua.com pada Selasa (18/10/2016) dari Jakarta.
Menurutnya,
orang di Jakarta lebih sering mengkritisi orang Papua yang banyak menghabiskan
uang Otonomi Khusus (Otsus). Namun, yang terjadi adalah uang Otsus itu terkuras
untuk masuk kembali ke kas negara.
“Kita
lebih banyak kritik orang Papua menghabiskan uang otonomi khusus, padahal
justru dana Otsus tersebut juga diduga tersedot ke kegiatan kunjungan (Presiden
Jokowi ) semacam ini. Berbeda dengan kunjungan Presiden Gusdur sekali melakukan
kunjungan ke Papua terjadi perubahan secara signifikan dalam berbagai dimensi
pembangunan,” jelas Pigai.
Pigai
mengatakan, salah satu kegagalan Presiden Jokowi untuk memberi manfaat dalam
kunjungan kerja ke Papua juga disebabkan karena Presiden tidak pernah memiliki grand design dan time
frame soal
penyelesaian masalah Papua secara komprehensif, sehingga berjalan tanpa arah,
terkesan amburadul dan tidak terkontrol.
“Saya
kira pada masa yang akan datang rakyat harus mencari figur Presiden yang tepat
untuk menyelesaikan persoalan bangsa yang kian rumit ini,” pungkasnya.
Seperti
dikutip media ini dari tempo.co, dalam kunjungannya ke Papua, presiden Jokowi
telah meresmikan 6 infrastruktur kelistrikan pada Senin, 17 Oktober 2016.
Keenam
infrastruktur itu adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air Orya Genyem 2×10
megawatt (MW), Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro Prafi 2×1, 25 MW, Saluran
Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 70 kilovolt (kV) Genyem-Waena-Jayapura sepanjang
174,6 kilometer sirkuit, 70 kV Holtekamp-Jayapura sepanjang 43,4 kilometer
sirkuit, Gardu Induk Waena-Sentani 20 Mega Volt Ampere dan Gardu Induk Jayapura
20 megavolt ampere.
Pemerintah
berharap infrastruktur tersebut akan mengurangi masalah pasokan listrik di
kedua provinsi itu. Saat ini, Papua dan Papua Barat mempunyai total daya mampu
listrik 294 MW, dengan beban puncak 242 MW. Sedangkan pertumbuhan beban
rata-rata delapan persen per tahun, dan jumlah pelanggan mencapai 521 ribu.
Yermias
Degei, mantan pemimpin redaksi majalahselangkah.com, di akun media sosial
facebooknya menulis, Jokowi pertama kali mengunjungi Papua sebagai Presiden
Indonesia pada Desember 2014 ketika merayakan Natal bersama masyarakat Papua.
Kedatangan kedua dilakukan pada Mei 2015 saat menjadikan Merauke sebagai
lumbung pangan nasional.
Sementara
yang ketiga, Presiden kembali datang ke Papua pada akhir tahun 2015 untuk
meletakkan kapsul waktu di Merauke serta meresmikan terminal baru Bandara
Wamena. Di kunjungan ketiga juga Presiden memilih menyambut tahun baru 2016
dengan bermalam di Raja Ampat. Kunjungan keempat pada bulan April 2016 ke
Kabupaten Teluk Wondama untuk meresmikan Pelabuhan Wasior yang menjadi bagian
dari program tol laut pemerintah.
Kunjungan
terakhir ia berkunjung pada Jumat 29 April 2016 lalu. Dan pada hari ini, 17
Oktober 2016, Presiden Indonesia Jokowi dikabarkan tiba di Jayapura dalam
rangka peresmian sejumlah proyek di Jayapura dan Yahukimo. Ini adalah kunjungan
kali keenam setelah Jokowi dilantik pada 20 Oktober 2014 lalu (dalam tempo 2
tahun). (Arnold Belau/suarapapua)
0 comments:
Post a Comment
Gunakan kata-kata yang baik, sopan dan santun.
Dilarang keras Komentar yang berbau SARA, Pornografi, Pelecehan dan Kekerasan.
Orang Pintar Pasti Komentar Yang Berkualitas.